KomOnDuYa | Daftar Bergabung

Jumat, 03 Juli 2009

Jusuf Kalla Di Film - kan


Hampir di semua situs portal media pasti memuat iklan politik, tapi yang paling ngeblok... alias tampilan yang menutup di depan hampir semua dikuasai JK, akhir-akhir ini. Dah bosan sich, dan mengganggu. Namun gak sengaja ke buka juga. Situs sahabat muda milik pasangan JK-Wiranto, hmm ada yang baru. Capres nomer urut 3 ini mencoba beriklan dengan menunjukkan kisah hidupnya melalui film singkat tentang biografinya, 6 menit. Karya Hanung Bramantyo ini benar-benar apik ditonton, bukan karena aku ngefans sama JK lho.. tapi emang karena benar-benar membuat orang jadi tahu siapa sebenarnya JK.


Watampone, Sulawesi Selatan, di tahun 1950 tampak damai. Jusuf Kalla kecil berlari-lari menendang bola plastik yang bergulir lincah diantara kaki teman-temannya. Timnya tidak menang.

“Lain kali kita mesti cepat.” Ujarnya. “Bisa kalah terus kalau macam tadi.”

Temannya meragu, “Tapi tadi belum tentu juga bisa gol, Cu.”

“Bisa juga menang!” Jawab Jusuf Kalla yakin. “Aku sudah hapal kiper mereka itu, sering gugup kalau satu lawan satu. Intinya, kesempatan itu harus selalu diambil!” Tegasnya. Saat itu, usianya delapan tahun.


Dalam enam menit, Hanung Bramantyo mengalunkan kisah hidup dan isi pikiran Jusuf Kalla. Disajikan dengan lantunan cerita dengan tuturan yang menarik, film ini membawa penonton pada pertanyaan tentang kepemimpinan, panutan, dan filosofi hidup yang berotasi di dalam kepala Bapak Ucu (panggilan kecil JK).

Dari Watampone tahun 1950 ketika ditinggalkan ayahnya membuka usaha di Makassar, hingga awal krisis ekonomi di tahun 1958 yang turut menggoyahkan bisnis keluarganya, Ucu tumbuh dengan nilai-nilai kepemimpinan dan kesederhanaan yang diajarkan oleh Hadji Kalla dan Hj. Athirah Kalla, kedua orangtuanya.

JK kemudian mengerti benar resiko menjadi seorang pemimpin. “Pemimpin harus berani ambil resiko, tidak populer itu adalah hal yang kecil, karena yang paling penting adalah rakyat banyak.” Hal inilah yang kemudian dipegangnya terus, kala menjadi Ketua HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) disaat usianya 24 tahun dan dengan berani menggagas pergerakan Tritura yang banyak mendapatkan kontra pada saat itu. Hingga tatkala ia menjabat Menkokesra yang menyelesaikan kasus konflik yang berkepanjangan di Ambon dan Aceh.

Hint demi hint mengenai isi kepala JK pun dipaparkan dalam film ini. Semuanya lewat runtutan gambar yang menarik dan justru memancing kita untuk menggali lebih jauh. “Pemimpin yang sigap, cepat dan berani, akan membuat pertumbuhan ekonomi kita menjadi lebih tinggi, dan kehidupan bangsa Indonesia, akan menjadi lebih baik.” papar JK.

Jangan bayangkan film biografi yang bertele-tele ketika kamu hendak duduk manis dan bersiap menonton film JK ini, pun sajian klise yang akan membuat kamu menguap berkali-kali. Hanung Bramantyo berhasil mengemas film ini menjadi suplemen esensial bagi siapa pun yang ingin menyelami pikiran Jusuf Kalla yang jarang terekspos sebelumnya. Pada akhirnya, selepas film itu berakhir, hanya satu pertanyaan yang lantas menggelayut. Kenapa cuma enam menit? We want more!


Terus terang saja sich, Jusuf Kalla orangnya memang bagus dalam mengatur perekonomian negara. Coba dipasangkan kembali dengan Pak SBY. Atau paling gak digandengkan dengan Pak Prabowo. Karena visi misinya adalah nasionalisme dengan ekonomi kerakyatan dan kemandirian. Tapi bagaimanapun soal pilihan ... sstttttt... rahasia deh...

Jangan Lupa KOMENTAR - nya ya... , SILAHKAN KE BAWAH Untuk Mengisinya :)

Isi Pos Yang Berhubungan



Menarik? Jangan Lupa Beritau Teman Anda :) Bookmark and Share

Daftar Blog Saya

Dimana Aku Sekarang ?

Pengikut

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Kembali Ke Atas