Impor Susu Bukannya Pemborosan Pak?
Membaca satu media online Kompas, aku jadi berpikir kenapa ya begitu depat pilpres (Pilihan Presiden) selalu banyak pejabat yang turun ke masyarakat sampai ke pelosok-pelosok, menyentuh kaum petani, perkebunan, peternak, dan nelayan?
Klik Foto untuk melihat jelas
Pernyataan Pak Boediono Di Kompas Online
"Saat ini saya tidak bisa menjanjikan apa-apa. Saya hanya bisa memberikan perhatian untuk Anda semua," tutur calon wakil presiden dari Partai Demokrat itu.
Selama berdialog, Boediono hanya memberikan masukan-masukan. Seperti bagaimana cara menstabilkan harga susu, mengingat 85 persen penduduk dusun tersebut merupakan peternak sapi perah.
Menurut Boediono, harus ada kerja sama antara produsen dan konsumen. Keduanya jangan sampai saling memojokkan. Kestabilan harga susu juga dapat dicapai dengan memanfaatkan impor susu. Impor susu justru akan membantu menjadikan harga stabil, jika tidak berlebih.
"Saat ini saya tidak bisa menjanjikan apa-apa. Saya hanya bisa memberikan perhatian untuk Anda semua," tutur calon wakil presiden dari Partai Demokrat itu.
Selama berdialog, Boediono hanya memberikan masukan-masukan. Seperti bagaimana cara menstabilkan harga susu, mengingat 85 persen penduduk dusun tersebut merupakan peternak sapi perah.
Menurut Boediono, harus ada kerja sama antara produsen dan konsumen. Keduanya jangan sampai saling memojokkan. Kestabilan harga susu juga dapat dicapai dengan memanfaatkan impor susu. Impor susu justru akan membantu menjadikan harga stabil, jika tidak berlebih.
Akses, Buka dan Ikuti Blogku Ini Lewat HP Anda di mana dan kapan saja dengan buka http://koerwin.co.cc atau www.koerwin.co.cc atau koerwin.co.cc . Klik "See full HTML version" di bawah tampilan isi di HP anda untuk melihat selengkapnya
Mungkin terlalu banyak komentar janji-janji akhirnya wacapres Bapak Boediono jadi gak berani janji lagi. Mungkin maksudnya baik memberikan masukan-masukan atau mungkin media Kompas hanya menggunakan pernyataan yang ini saja dengan sengaja. Namun sebagai pembaca setia aku jadi mikir deh, tentu pakai logika orang deso, awam, dan paling sederhana...
Impor, impor susu. Kenapa kok senang sekali impor ya? Yang namanya impor tentu meski bayar, pengeluaran. Ibarat rumah tangga berarti harus beli, padahal di rumah sudah ada ternak sapi perah.
Jika yang menjadi persoalan adalah pasar alias hukum ekonomi jika permintaan tinggi maka harga akan tinggi jika produksi dan stok tipis, apa tidak lebih baik dicari solusi lain daripada impor. Tentu bagaimana sebuah solusi itu bisa mengendalikan pasar, yang pasti dapat berhemat.
Bukan dengan impor.
Nanti nasibnya kayak beras dan kedelai, importer malah mempermainkan pasar. Kalau ini yang terjadi maka benar-benar Neolib deh...
Aku setuju harus ada kerjasama antara produsen dan konsumen. Tapi konsumen itukan sama dengan pasar, tentu mungkin akan terasa sulit jika produsen mengatur konsumen, sulit diduga namun bisa diraba kok. Ibarat OPEC, negara-negara penghasil minyak, maka ketika harga minyak turun banget, maka mereka mengurangi produksinya agar stabil. Dan jika harga minyak meningkat mereka akan memproduksi atau melepas stok minyaknya lebih banyak ke pasaran. Nah jika minyak ada alternatif lain sebagai pengganti minyak yaitu bahan bakar organik, masalah susu juga bukan susu sapi saja bukan? Dan bukan susu hewan saja bukan? Intinya tentu dikembalikan kepada pemerintah sebagai pengatur kebijaksanaan.
Tidak harus impor yang buang-buang uang bukan? Mungkin pemerintah akan berdalih ada pajak pemasukan dari pajak impor, namun yang namanya impor susu pasti mempunyai nilai minus daripada plusnya. Karena susu ini akan habis diminum orang Indonesia. Lain jika impor bahan baku atau bahan setengah jadi kemudian di ekspor lagi dalam bentuk barang jadi yang mempunyai nilai jual lebih, kayak negara-negara sukses lainnya. Tentu lebih menguntungkan.
Lha kalau masalahnya bukan dari konsumen ?
Dicari masalahnya apa dulu, karena setiap kehidupan ini selalu ada masalah bukan? Bisa dilihat dari produksi, distribusi susu, atau yang lainnya, membuat bahkan menciptakan produk olahan lain dari susu, mungkin juga merupakan salah satu solusi jika kelebihan stok, atau pasar sudah jenuh.
Itu tergantung pemerintahnya saja, mau daerah dan bangsanya maju atau tidak. Karena bagaimanapun kebijaksanaan ada di tangan mereka.
Singkat cerita, jika aku membayangkan diriku adalah peternak sapi perah, jika harga susu naik aku akan pelihara dan hasilkan lebih banyak lagi, jika susu menurun cukup jual saja sapi perahnya atau dijadikan "Rendang Padang". Bukan dengan impor yang jelas bikin duit disetor ke negara lain...
Bagaimana pak Boediono ? Aku jamin deh kalau soal peternakan pasti dilawan sama Pak Prabowo, yang jagonya karena konon memiliki peternakan sendiri alias pemainnya langsung.
Bisa ramai ini...
Oh ya aku netral bukan memihak siapa-siapa tapi melihat realitasnya !!!!
KALAU MAMPIR BERI KOMENTAR YA.. THANK'S BANGET